Pengikut

Jumat, 23 Januari 2015




 BREM ASLI MADIUN
Brem merupakan makanan khas dari Madiun. Makanan yang berbentuk persegi panjang dan padat ini sangat cocok untuk oleh oleh. Bagi Anda yang mempunyai hobi makan camilan, jangan sampai ketinggalan mencicipi oleh-oleh khas Madiun ini. Rasanya sangat khas dan tidak ada duanya sehingga siapa saja yang memakannya pasti ketagihan. Sensasi makanan ini muncul ketika dimakan. Brem akan langsung mencair dan lenyap dengan meninggalkan rasa dingin di mulut. Selain terkenal dengan sebutan kota pecel, Madiun juga dikenal sebagai kota brem. Sebutan ini sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu.
Pembuatan brem merupakan warisan nenek moyang. Salah satu pusat industri brem di Kabupaten Madiun berada di Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayan atau 4 km arah selatan Kota Caruban. Di desa ini ada sekitar enam puluhan pengusaha industri brem. Setiap hari mereka membuat brem dengan rasa dan merek yang berbeda, tetapi tidak meninggalkan ciri khas makanan ini, yakni mudah hancur dimulut tanpa dikunyah.
Brem merupakan makanan yang terbuat dari sari beras ketan yang dimasak dan dikeringkan. Makanan ini memiliki ciri-ciri antara lain, rasa manis atau manis keasaman, tekstur padat, kering tidak lembek, warna putih kekuningan sampai kuning kecoklatan serta mudah hancur di mulut. Brem mempunyai aneka rasa, antara lain rasa stroberi dan coklat. Sebelum siap dicetak, brem tersebut ditambahkan rasa buah. Hal ini dimaksudkan agar konsumen dapat memilih brem sesuai selera. Mereka yang kurang menyukai brem dengan rasa sedikit asam dan berasa alkohol dapat memilih brem dengan rasa buah. Selain sebagai makanan kecil, brem akan terasa semakin lezat saat dimakan sebagai pelengkap minum teh atau kopi.
Selain itu, brem dipercaya dapat menghangatkan badan, menjaga stamina dan kesehatan tubuh, serta dapat meningkatkan nafsu makan. Proses pembuatan brem adalah pencucian dan perendaman beras ketan, pengukusan, peragian dan fermentasi,pengepresan, pemekatan, pengadukan dan pencetakan. Untuk lebih jelasnya pembuatan brem diuraikan sebagai berikut. Awalnya, beras ketan putih direndam selama satu jam, kemudian ditiriskan, lalu dikukus. Setelah kelihatan menggumpal, beras ketan diangkat dan diberi air panas sambil diaduk (istilah bahasa Jawa, dikaru). Setelah pemberian air panas merata, beras ketan tersebut dikukus lagi selama setengah jam. Beras ketan yang sudah masak kemudian diangkat dan diangin-anginkan di tempat yang datar. Setelah beberapa saat baru diberi ragi tape [Saccharomices Sacharomycae/Saccaromices Cereviseae).
Setelah pemberian ragi selesai, beras ketan tadi ditempatkan di bak besar kemudian ditutup dengan plastik dan siap disimpan. Penyimpanan berlangsung selama satu minggu. Setelah satu minggu disimpan, beras ketan akan berubah menjadi tape. Bentuknya lembek dan banyak mengandung air. Proses selanjutnya, tape diambil sarinya dengan cara diperas/dipres dengan mesin pemeras. Sisa perasan tape tidak dibuang, tetapi dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak.
Setelah terkumpul, sari tape dimasak hingga mendidih selama satu jam. Selesai dimasak, sari tape diaduk dengan mesin selama 1,5 jam sampai kelihatan putih kemudian diberi esens (rasa atau aroma buatan). Setelah tercampur, sari tape dituang dalam cetakan balok besar. Proses terakhir, sari tape dibiarkan dingin hingga dua hari. Setelah keras, brem siap dipotong-potong sesuai ukuran dan dikemas dengan kertas pembungkus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar