BREM ASLI MADIUN
Brem merupakan makanan khas dari
Madiun. Makanan yang berbentuk persegi panjang dan padat ini sangat
cocok untuk oleh oleh. Bagi Anda yang mempunyai hobi makan camilan,
jangan sampai ketinggalan mencicipi oleh-oleh khas Madiun ini. Rasanya
sangat khas dan tidak ada duanya sehingga siapa saja yang memakannya
pasti ketagihan. Sensasi makanan ini muncul ketika dimakan. Brem akan
langsung mencair dan lenyap dengan meninggalkan rasa dingin di mulut.
Selain terkenal dengan sebutan kota pecel, Madiun juga dikenal sebagai
kota brem. Sebutan ini sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu.
Pembuatan brem merupakan warisan nenek moyang. Salah satu pusat
industri brem di Kabupaten Madiun berada di Desa Kaliabu, Kecamatan
Mejayan atau 4 km arah selatan Kota Caruban. Di desa ini ada sekitar
enam puluhan pengusaha industri brem. Setiap hari mereka membuat brem
dengan rasa dan merek yang berbeda, tetapi tidak meninggalkan ciri khas
makanan ini, yakni mudah hancur dimulut tanpa dikunyah.
Brem merupakan makanan yang terbuat dari sari beras ketan yang
dimasak dan dikeringkan. Makanan ini memiliki ciri-ciri antara lain,
rasa manis atau manis keasaman, tekstur padat, kering tidak lembek,
warna putih kekuningan sampai kuning kecoklatan serta mudah hancur di
mulut. Brem mempunyai aneka rasa, antara lain rasa stroberi dan coklat.
Sebelum siap dicetak, brem tersebut ditambahkan rasa buah. Hal ini
dimaksudkan agar konsumen dapat memilih brem sesuai selera. Mereka yang
kurang menyukai brem dengan rasa sedikit asam dan berasa alkohol dapat
memilih brem dengan rasa buah. Selain sebagai makanan kecil, brem akan
terasa semakin lezat saat dimakan sebagai pelengkap minum teh atau kopi.
Selain itu, brem dipercaya dapat menghangatkan badan, menjaga stamina
dan kesehatan tubuh, serta dapat meningkatkan nafsu makan. Proses
pembuatan brem adalah pencucian dan perendaman beras ketan, pengukusan,
peragian dan fermentasi,pengepresan, pemekatan, pengadukan dan
pencetakan. Untuk lebih jelasnya pembuatan brem diuraikan sebagai
berikut. Awalnya, beras ketan putih direndam selama satu jam, kemudian
ditiriskan, lalu dikukus. Setelah kelihatan menggumpal, beras ketan
diangkat dan diberi air panas sambil diaduk (istilah bahasa Jawa,
dikaru). Setelah pemberian air panas merata, beras ketan tersebut
dikukus lagi selama setengah jam. Beras ketan yang sudah masak kemudian
diangkat dan diangin-anginkan di tempat yang datar. Setelah beberapa
saat baru diberi ragi tape [Saccharomices Sacharomycae/Saccaromices
Cereviseae).
Setelah pemberian ragi selesai, beras ketan tadi ditempatkan di bak
besar kemudian ditutup dengan plastik dan siap disimpan. Penyimpanan
berlangsung selama satu minggu. Setelah satu minggu disimpan, beras
ketan akan berubah menjadi tape. Bentuknya lembek dan banyak mengandung
air. Proses selanjutnya, tape diambil sarinya dengan cara diperas/dipres
dengan mesin pemeras. Sisa perasan tape tidak dibuang, tetapi dapat
dimanfaatkan untuk makanan ternak.
Setelah terkumpul, sari tape dimasak hingga mendidih selama satu jam.
Selesai dimasak, sari tape diaduk dengan mesin selama 1,5 jam sampai
kelihatan putih kemudian diberi esens (rasa atau aroma buatan). Setelah
tercampur, sari tape dituang dalam cetakan balok besar. Proses terakhir,
sari tape dibiarkan dingin hingga dua hari. Setelah keras, brem siap
dipotong-potong sesuai ukuran dan dikemas dengan kertas pembungkus.